Pertemuan Nasional PAMOR Indonesia 2024 akan dilaksanakan di Pangandaran, Jawa Barat. Unit PAMOR JAMTANI Pangandaran menjadi tuan rumah perhelatan besar PAMOR Indonesia tahun ini. Acara akan dilaksanakan selama tiga hari pada 23-25 Juli 2024.
Tahun ini, Pertemuan Nasional PAMOR Indonesia secara khusus mengangkat tema PAMOR Indonesia untuk Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim. Laju krisis iklim yang terjadi di seluruh dunia berdampak sangat rentan bagi petani kecil di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, telah memberikan dampak signifikan terhadap sistem alam dan manusia (IPCC, 2014).
Dampak perubahan iklim yang semakin nyata, seperti kenaikan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan frekuensi bencana alam, menuntut adanya tindakan adaptasi dan mitigasi yang efektif dari berbagai pihak. Dalam konteks ini, peran komunitas lokal dan sistem pertanian berkelanjutan menjadi sangat krusial. PAMOR (Penjaminan Mutu Organik)) hadir sebagai salah satu inisiatif yang berfokus pada pengembangan pertanian organik di Indonesia.
PAMOR, sebuah inisiatif pertanian organik berbasis partisipatif komunitas, berkomitmen untuk mengadopsi dan mengimplementasikan berbagai strategi adaptasi perubahan iklim sebagaimana dijelaskan oleh Rosenzweig dan Tubiello dalam jurnal “Climate Change and Agriculture: International Research on Impacts, Adaptations, and Mitigation” (2007).
Strategi-strategi tersebut mencakup peningkatan efisiensi penggunaan air, diversifikasi tanaman, dan pengembangan varietas yang tahan terhadap perubahan iklim. PAMOR juga berfokus pada diversifikasi ruang lingkup untuk memperluas dampak positifnya, sehingga dapat menekan emisi gas rumah kaca (GRK) baik dari sisi produksi maupun jejak karbon.
Dengan menerapkan pertanian organik berbasis lokalitas, PAMOR mempromosikan pembuatan pupuk mandiri, pengembangan benih mandiri, serta penggunaan input produksi ramah lingkungan yang diharapkan dapat meminimalisir jejak karbon. Dalam praktiknya, PAMOR mendorong penjualan lokal sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari proses distribusi.
Selain itu, dengan penekanan pada produksi pertanian organik berbasis lokalitas, PAMOR berupaya menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh terhadap perubahan iklim. Melalui penjaminan berbasis partisipatif, strategi advokasi, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, PAMOR diharapkan mampu menghasilkan dampak yang nyata dan dapat dimonitor secara efektif. Dengan demikian, inisiatif ini tidak hanya berkontribusi dalam adaptasi perubahan iklim tetapi juga dalam mitigasi, menciptakan model pertanian yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi komunitas lokal serta lingkungan secara keseluruhan.